Bioteknologi
merupakan cabang ilmu yang dianggap maestro bagi dunia ilmu pengetahuan
manusia dan diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan di dunia
ini. Salah satu keberhasilan bioteknologi adalah memasukkan gen
penghasil insulin dari pankreas manusia ke bakter E. coli,
sehingga bakteri tersebut mampu menghasilkan insulin yang amat
dibutuhkan bagi penderita diabetes mellitus. Teknik memasukkan DNA dari
satu makhluk ke makhluk lain tersebut dinamakan dengan “rekayasa
genetika” atau “genetic engineering”.
Banyak
dari hasil rekayasa genetika tersebut “harmless” alias tidak berbahaya,
seperti menciptakan mawar biru. Namun apa akibatnya jika para ilmuwan
kemudian menyalahgunakan ilmu tersebut dan secara keblabasan menciptakan
makhluk “hibrida” yang secara nalar tak masuk akal. Dan parahnya,
beberapa makhluk2 yang menyalahi kodrat alam tersebut “diciptakan”
manusia untuk dimakan. Hmmm ... yang jelas sih gue mikir-mikir kalo
produk-produk pangan bioteknologi berikut ini benar-benar keluar
nantinya. Berikut ini 12 hasil rekayasa genetika paling meresahkan yang
berhasil diproduksi ilmuwan.
1. Ayam Tanpa Bulu
Demi
nama KFC, ilmuwan telah berhasil menciptakan ayam jenis baru, yakni
ayam tanpa bulu. Well, hewan tanpa bulu (padahal seharusnya berbulu)
sebenarnya sudah tak asing lagi di alam. Contohnya kucing sphinx, yakni
ras kucing peliharaan yang memang tak memiliki bulu. Namun para ilmuwan
sengaja menciptakan ras ayam yang tak alami ini dengan satu tujuan: agar
proses pengolahan daging ayam lebih mudah dan murah karena para
penjagal tak perlu mencabuti bulu aya2 tersebut.
Nah,
masalahnya adalah bulu ayam diciptakan oleh Tuhan bukannya tanpa
tujuan. Bulu bertujuan melindungi ayam dari serangan parasit, kerasnya
cuaca (bulu dapat membantu mengatur suhu tubuh ayam), bahkan melindungi
dari serangan ayam lain. Dan masalah lain yang akan muncul apabila ayam
tanpa bulu ini dijual bebas ke pasaran: pedagang kemoceng bakal gulung
tikar.
2. Babi Rasa Bayam
Para
ilmuwan di Jepang konon berhasil mengatasi masalah anak-anak yang cuman
doyan makan daging tapi nggak doyan makan sayur. Caranya dengan
menciptakan “babi rasa bayam”. Mereka memasukkan gen bayam ke dalam sel
babi sehingga dapat mengubah lemak hewani yang jenuh (berbahaya bagi
jantung bila kebanyakan) menjadi minyak nabati yang tak jenuh dan sehat.
Tapi kayaknya konyol ya ... Kalo pengen supaya anak2 terjamin gizinya,
kenapa nggak suruh aja makan sayuran beneran? Lebih gampang.
3. Kucing Senter
Para
ilmuwan berhasil memasukkan gen ubur-ubur yang berasal dari lautan
dalam ke tubuh kucing. Ubur-ubur tersebut merupakan jenis yang hidup di
lautan dalam yang gelap dan beradaptasi dengan menghasilkan cahaya
tubuhnya sendiri (bioluminisensi). Akibatnya, kucing ini bisa menyala
dalam gelap. Wow .... pastinya berguna banget ya kalo rumah kalian pas
mati lampu? Tinggal bawa aja kucing ini berkeliling rumah seperti
senter.
Dengan
keberhasilan ini ilmuwan juga telah berencana untuk memasukkan gen yang
sama ke ulat sutra supaya mereka menciptakan sutra yang bisa menyala
dalam gelap. Kabar bagus nih buat fashionista yang pengen menyala dalam
gelap. Bayangin pergi ke diskotik atau bioskop terus baju kalian bisa
menyala .... kok kayaknya malah serem ya?
4. Sapi Jarang Kentut
Jadi
sapi kayaknya enak ya ... makanannya melimpah dan gampang nyarinya.
Sapi cuman doyan makan rumput yang kayaknya sampai bumi kiamat juga
nggak bakal habis-habis. Nggak kayak manusia yang kepengenennya banyak
... bakso lah, siomay lah, cimol lah ... Tapi menjadi sapi rupanya ada
sisi negatifnya, yakni kentutnya berupa gas metana. Di dalam tubuh sapi
memang terdapat bakteri pengurai selulosa (bahan penyusun dinding sel
pada sel tumbuhan) soalnya tubuh sapi sendiri memang tak bisa mencerna
selulsoa. Nah, metana adalah hasil sampingan pencernaan selulosa
tersebut.
Celakanya, metana dicurigai sebagai salah satu penyebab global warming,
sebab metana adalah salah satu gas rumah kaca. Nah, untuk mengatasi
permasalahan lingkungan yang pentiiiiing banget itu, ilmuwan telah
berhasil merekayasa sapi supaya memiliki lebih sedikit bakteri penghasil
metana tersebut. Akibatnya tentu kentut mereka lebih ramah lingkungan.
Ada2 deh para ilmuwan itu. Kalo pengen mengatasi global warming, kenapa
manusia nggak mengurangi pemakaian bahan bakar fosil aja, malah nyalahin
sapi?
5. Sapi ber-ASI
Kali
pasti pernah dengan Dolly Si Domba, tapi kalo Herman Si Sapi? Herman
adalah sapi hasil rekayasa genetika pertama di dunia yang lahir pada
1991. Tujuan penciptaan Herman hanya satu, yakni sapi yang dapat
menghasilkan susu dengan komposisi serupa ASI manusia.
Ilmuwan
dari Universitas Utrecht telah merancang Herman supaya sapi betina
keturunannya (ingat Herman tuh sapi cowok ya jadi nggak bisa
menghasilkan ASI) menghasilkan susu yang mengandung laktoferin.
Laktoferin sendiri adalah protein yang mengandung besi dan sangat
penting bagi pertumbuhan bayi dan juga pertahanan tubuh melawan
penyakit. Namun sayangnya, laktoferin hanya terdapat pada ASI manusia
dan tidak ada pada susu sapi.
Ilmuwan di Cina
juga mengikuti jejak Herman dengan menciptakan 200 sapi yang bisa
menghasilkan ASI manusia. Caranya dengan menyisipkan gen manusia ke
dalam sapi. Namun tentu kalian para ibu-ibu dan bapak-bapak, apakah
kalian nggak cemas ya memberi anak kalian susu hasil rekayasa genetika
ini pada anak kalian? Lagian perasaan kalo khawatir anak kalian
kekurangan laktoferin SURUH AJA MINUM SUSU FORMULA?
6. Beras Emas
Kekurangan
vitamin A adalah masalah serius di dunia. Lebih dari 120 juta anak di
negara-negara berkembang kekurangan vitamin A dan dapat beresiko pada
kebutaan. Tapi jangan khawatir guys, ilmuwan dari Swiss telah berhasil
mencangkokkan gen penghasil beta karoten pada wortel ke dalam padi.
Akibatnya padi tersebut akan mengandung provitamin A. Kayaknya asyik nih
... namun karena beta karoten adalah pigmen berwarna berwarna kuning
keemasan, maka padi yang dihasilkan akan berwarna ....
Jreng jreng jreng! Hmm ... ada yang mau makan itu? Kayaknya gue mau makan wortel aja deh.
7. Kubis Rasa Kalajengking
Kalo
kalian pikir sapi rasa bayam itu ide gila, coba yang satu ini: kubis
rasa kalajengking. Untuk tujuan mulia, yakni mengurangi penggunaan
pestisida kimia yang meracuni lingkungan, maka para ilmuwan memasukkan
gen penghasil bisa dari kalajengking ke dalam tanaman kubis. Tujuannya
agar kubis tersebut menghasilkan racun yang dapat membunuh serangga yang
hendak memakannya. Tapi tenang ... kata para ilmuwan, racunnya nggak
berbahaya kok buat manusia yang makan kubis (yeah right).
Lagipula
tanpa dicampur racun kalajengking segala, banyak yang nggak doyan kubis
kok (gue aja suka nyisihin kalo pas makan lalapan). Terus gimana dong
solusinya kalo kubisnya nggak ada yang mau beli. Mau disisipin lagi
gennya ke babi biar ada babi rasa kubis rasa kalajengking?
8. Tikus Bernyanyi
Profesor Takeshi Yagi dari Jepang membawa ajang singing contest to the whole new level.
Dia berhasil menciptakan tikus yang bisa bernyanyi seperti burung.
Cukup dibiakkan beberapa generasi dan gue yakin mereka bakal bisa nyanyi
kayak Taylor Swift (atau minimal kayak Hodijah lah) dan bisa ikut ajang
K-Pop Idol. Asiiiik ....
9. Katak Tembus Pandang
Masih
praktek bedah katak? Idiiiih udah kunoooo hari gini masih nyiksa
binatang demi ilmu pengetahuan. Para ilmuwan udah bisa menciptakan katak
tembus pandang. Yup tak usah dibedahpun kita bisa melihat bagian dalam katak tersebut, mulai dari organ2nya hingga pergerakan peredaran
darahnya. Tapi gue ngerasa kataknya entar kataknya nggak punya privacy sendiri ... kasian.
10. Sapiderman
Benang
yang dihasilkan laba-laba mungkin membuat kalian kesal, soalnya kalian
harus membersihkannya dari rumah kalian. Tapi benang laba2 ternyata
memiliki kegunaan yang amat banyak. Rompi antipeluru yang dipakai polisi
terbuat dari benang laba-laba lho. Bahkan teknologi terkini mampu
mengubah benang laba-laba menjadi otot artifisial, perban, kabel fiber
optik, bahkan chip komputer. Dengan diamater yang sama, benang labalaba
lebih kuat ketimbang benang baja. Namun menternakkan laba-laba untuk
menghasilkan benang tak semudah memelihara ulat sutra. Laba2 termasuk
hewan yang sangat teritorial, sehingga jelas tak akan akur bila
dibiakkan bersama-sama.
Ilmuwan kini punya
pemecahannya. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi
bernama Nexia telah memasukkan gen laba2 ke dalam DNA kambing dengan
harapan, kambing tersebut dapat menghasilkan susu yang mengandung benang
laba-laba (heh?). aBhkan perusahaan itu telah menamai produknya
“biosteel”. Hmmm ... gue jadi penasaran, kalo kita minum susu kambing
ini, apa kita bakal jadi Spiderman ya?
11. Sapi Berotot
Bayangkan
apabila kita menggabungkan binaragawan dan sapi ... voila, inilah
hasilnya: sapi belgian blue. Kalo kita mendengar belgian blue, yang
kebayang mungkin coklat Magnum warna biru (emang ada? Ya sapa tau aja
sih ada magnum blue black, soalnya yang gold udah ada xixixi), nggak
akan kebayang sedikitpun sapi berotot macam gini.
Sapi
ini emang bukan hasil rekayasa genetika yang rumit dan canggih,
melainkan hasil penyilangan . Sapi belgian blue memiliki otot bak Ade
Rai justru karena memiliki kelainan, yakni kerusakan pada gen myostatin.
Gen tersebut berguna untuk menghambat pertumbuhan otot, akibatnya sapi
yang kekurangan gen tersebut akan tumbuh kekar. Sapi jenis ini
menghasilkan 40% lebih banyak daging ketimbang sapi biasa, tentu itu
berarti lebih banyak sumber protein bagi anak-anak kita.
Namun
tunggu ... otot yang berlebihan ini ternyata tidak sehat. Tuhan nggak
sembarangan menciptakan gen myostatin ini kalo bukan demi kebaikan sapi
itu sendiri. Anak-anak sapi yang gen myostatinnya rusak akan mengalami
berbagai kecacatan, seperti lidahnya membesar, otot kaki yang kaku
sehingga sapi sulit membungkuk untuk memakan rumput, dan yang lebih
buruk lagi: kelainan pada sistem pernapasan dan peredaran darah karena
otot-otot yang mengatur kedua sistem itu membengkak.
Belum
lagi, induk sapi akan sulit melahirkan bayi2 dengan kelainan otot ini
hingga 90% dari semua kelahiran sapi belgian blue harus dilakukan
melalui operasi caesar. Tak hanya itu, para ilmuwan mulai “bermain-main”
dengan mengisolasi gen sapi ini untuk membuat ikan trout tumbuh menjadi
lebih besar. Well, menurut gue sih sapi-sapi ini bukalah sumber daging
yang lezat, melainkan lebih terlihat seperti Minotaur, monster dari
mitologi Yunani kuno.
12. Sapi dengan Organ Manusia
Sapi
dengan ASI manusia atau sapi raksasa (atau babi rasa kubis rasa
kalajengking) masih mending ketimbang ini ... babi yang dirancang
memiliki organ manusia! Organ2 ini ditumbuhkan dalam tubuh babi dengan
harapan organ tersebut dapat ditransplantasikan kepada manusia yang
membutuhkannya. Program ambisius (sekaligus tak etis ini) sudah gencar
dilaksanakan oleh Universitas Missouri, AS dan sebuah perusahaan asal
Skotlandia (perusahaan sama yang mensponsori Dolly).
Well,
seberapapun mengerikan, hal ini bukanlah yang pertama. Mungkin kalian
pernah melihat gambar ini, yakni tikus yang dikembangbiakkan oleh Dr.
Vacanti dari Universitas Massachusets dan memiliki telinga manusia
(berkat kartilago yang ditanamkan ke tubuh tikus tersebut). Katanya sih
biar telinganya bisa didonorkan ke yang membutuhkan. Mengerikan bukan?
BONUS:
Manusia
Yup ... how disturbing it may sounds,
manusia hasil rekayasa genetika sudah pernah diciptakan pada 2001 dan
nggak hanya satu guys, melainkan 15! Kelima belas bayi ini merupakan
hasil peleburan 3 DNA orang dewasa (manusia normal hanya berasal dari
peleburan 2 DNA yakni dari ayah dan ibunya), suatu proses yang disebut
“chimaera”. Proses chimaera ini sebenarnya bukan hal yang aneh sebab
bisa terjadi secara alami, walaupun luar biasa jarang (terutama
disebabkan karena bayi kembar yang gagal berpisah sehingga menjadi satu
tubuh dengan dua set DNA yang berbeda). Kataknya sih ke-15 bayi ini
tumbuh sehat menjadi remaja (walau nama mereka tak dipublikasikan) tapi
sudah ada gosip nih kalo salah satunya menderita kelainan autisme.