Kamis, 19 Juni 2014

6 Keputusan Kontroversial "Berbuah Manis" di Jagat Teknologi

Siapa yang mampu menolak gelontoran dana USD 15 miliar atau sekitar Rp 141,5 triliun? Nyatanya ada yang sedemikian 'gila' di industri teknologi. Alasannya sederhana, orang tersebut sangat yakin jika perusahaan kecilnya suatu saat akan meraksasa dan akan jauh lebih bernilai. Ya, itulah salah satu keputusan kontroversial yang pernah muncul di jagat teknologi. Ya, meski secara kasat mata kita melihat keputusan itu sebagai sesuatu yang 'aneh' untuk ditolak -- beberapa bahkan ada yang menilainya sebagai sikap bodoh. Tetapi ternyata pada akhirnya, keputusan menolak duit sekarung itu adalah tindakan yang sangat tepat di kemudian hari.

Industri teknologi melesat dengan sangat cepat. Kemarin, sebuah start-up bisa dibilang 'nothing'. Namun esok, secara mendadak ia bisa menjadi 'something' yang pastinya sangat bernilai. Termasuk bagi perusahaan besar. Jika salah langkah, bisa-bisa malah terjerembab di lembah kegagalan dan sulit untuk kembali naik ke puncak. Tinggal bagaimana penentu keputusan di perusahaan itu dapat menganalisis segala kondisi yang ada untuk kemudian menentukan keputusan yang tepat. Tidak lantas terbuai dengan gelontoran uang besar atau nafsu sesaat.

Berikut adalah 6 keputusan kontroversial yang pada awalnya menuai skeptisme di jagat teknologi seperti dilansir Business Insider. Padahal, itu adalah keputusan yang sangat tepat dan merebut kejayaan di masa depan.


1. Facebook Tolak Rp 141,5 Triliun

Penolakan uang senilai USD 15 miliar atau sekitar Rp 141,5 triliun adalah kisah yang mengiringi kejayaan Facebook.

Seperti diketahui, Facebook dirintis Mark Zuckerberg dari kamar asramanya ketika masih kuliah di Harvard. Sejak awal kemunculannya, Facebook memang menarik perhatian.

Hingga pada akhirnya ketika layanan ini berusia dua tahun, Facebook ditawar oleh Yahoo seharga USD 1 miliar. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Zuckerberg yang ingin tetap bebas dengan kreasi besutannya.

"Masih banyak yang masih bisa kami lakukan di sini (Facebook-red.)," ujar Zuck, panggilan Zuckerberg, kepada Wall Street Journal.

Berselang satu tahun kemudian, tepatnya di tahun 2007, CEO Microsoft dilaporkan turut coba meminang Facebook. Tak tanggung-tanggung, kali ini dana yang disodorkan untuk menebus jejaring sosial itu mencapai USD 15 miliar.

Namun lagi-lagi, Zuck menolak. Kala itu, tentu banyak yang menyayangkan sikap keras hati pemuda berambut kriting tersebut. Siapa yang mampu menolak uang USD 15 miliar atau setara dengan Rp 141,5 triliun? Nyatanya hal itu dilakukan Zuck!

Keputusan kontroversial itu pun pada akhirnya merupakan sikap yang tepat. Dimana kini Facebook diperkirakan sudah bernilai USD 100 miliar dan mulai melantai di bursa serta memiliki lebih dari 800 juta pengguna di berbagai belahan dunia.

2. Google Beli 'Kucing di Dalam Karung' Rp 15,5 Triliun

Lain Facebook, lain pula kisah yang dirajut YouTube. Situs sharing video ini pada awalnya juga dipandang sebelah mata.

Sampai pada akhirnya, YouTube yang saat itu masih berlabel start-up ditawar USD 1,65 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun oleh sang raksasa internet, Google.

Keputusan Google itu pada awalnya dianggap kontroversial. Pasalnya, kala itu YouTube tengah digoyang kasus hukum pelanggaran hak cipta oleh Universal dan CBS. Terlebih saat itu, YouTube belum terbukti mampu mendapatkan revenue. Yang ada cuma rencana pengeluaran anggaran yang besar untuk penggunaan bandwidth dan persiapan infrastruktur.

Namun, keputusan Google untuk membeli 'kucing di dalam karung' ini ternyata tepat dan berbanding terbalik dengan sentimen negatif analis.

YouTube kini telah menjelma menjadi situs video sharing paling populer di internet. Google pun diprediksi bakal mampu mengeruk revenue hingga USD 3 miliar setiap tahunnya dari YouTube.

3. Apple Jualan Ponsel

Keputusan Apple utuk memasuki bisnis ponsel juga pada awalnya ada yang menganggap sebagai sesuatu yang berani.

Sebab sebelumnya, Apple lebih dikenal sebagai produsen PC dan pemutar musik digital melalui iPod.

Namun sebagai rencana ekspansi bisnisnya, pendiri Apple Steve Jobs saat itu sukses membuat ponsel yang dikagumi banyak orang.

Pria yang telah berpulang itu mampu menawarkan software mobile yang menarik bagi banyak orang dan dapat digunakan dengan cara sederhana. Termasuk untuk urusan hardware-nya yang memberi angin segar dengan fitur layar sentuhnya.

Kini, iPhone telah sampai pada generasi iPhone 4S. Dan publik masih menanti inovasi mengejutkan Apple untuk iPhone 5 atau apapun apa namanya nanti.

4. Twitter Campakkan Facebook

Pada tahun 2008, Mark Zuckerberg dilaporkan mulai mengkhawatirkan perkembangan Twitter yang semakin meraksasa dan bisa-bisa mengancam dominasi Facebook.

Hingga pada akhirnya Zuckerber coba mendekati Twitter dengan iming-iming uang USD 500 juta atau setara dengan Rp 4,7 triliun.

Sayang, alih-alih diterima atau ada negosiasi lebih lanjut, para pendiri Twitter sepakat untuk mencampakkan rencana Facebook untuk meminang situs mikroblogging itu.

Alasannya, pembesut Twitter tak ingin menjadi bagian Facebook. Mereka lebih memilih bebas dan independent dalam menjalankan perusahaannya.

Lagi-lagi, keputusan kontroversial itu ternyata tepat di kemudian hari, Kini, kepak sayap si burung biru semakin kencang melebarkan ekspansinya. Twitter diprediksi telah bernilai USD 8 miliar - USD 10 miliar, sudah sangat jauh dari harga penawaran Facebook.

5. Memodali Photubucket dari Kartu Kredit

Chris Sacca sejatinya telah menjadi eksekutif sukses di Google, sebelum akhirnya ia hengkang pada tahun 2006.

Kemudian, ia memilih untuk menjadi angel investor. Perusahaan yang membuatnya kepincut dan turut dimodali pertama kali adalah Photobucket, layanan sharing foto.

Dilansir Wired, masalahnya ketika ingin mengucurkan dana, Sacca tidak memiliki dana cair yang cukup.

Lantas, ia menuliskan cek dengan jumlah yang besar -- tidak disebutkan angkanya - untuk Photobucket melalui kartu kreditnya.

Beruntung bagi Sacca, bisnis Photobucket ternyata berjalan cemerlang. Setahun setelah Sacca berinvestasi, Photobucket dibeli oleh MsSpace seharga USD 250 juta dan telah memiliki sekitar 40 juta pengguna.

6. Microsoft Masuk Bisnis Game

Pada tahun 2001, Sony PlayStation 2 dan Nintendo Gamecube sangat menguasai bisnis konsol game. Ya memang, kedua perusahaan memang telah malang melintang di bisnis game.

Bagi Microsoft sendiri, bisnis konsol game adalah sesuatu yang baru. Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu sebelumnya lebih dikenal sebagai vendor software raksasa. Tapi untuk perangkat game, kala itu mereka tak punya pamor.

"Sikap skeptis muncul ketika konsol berbadan lebar meluncur pada 15 November 2001," tulis situs teknologi VentureBeat soal konsol Microsoft.

Sikap psimis itu pada awalnya memang terbukti. Microsoft menanggung kerugian USD 4 miliar ketika merilis konsol pertama mereka.

Tetapi sekarang, Xbox 360 telah sukses mendulang bisnis game dan entertainment senilai miliaran dolar.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Indeks Blog