Selasa, 02 Desember 2014

Hal-Hal ‘Gila’ Yang Ada di Budaya Jepang

Membicarakan soal Jepang tentu tak bisa lepas dari sebuah negara yang sangatlah maju. Negara yang terletak di kawasan Asia Timur itu memang begitu terdepan dengan banyaknya teknologi yang sudah mereka hasilkan.
Sebagai negara maju, para penduduk Jepang dikenal akan kebiasaan mereka yang sangat disiplin akan waktu. Tentu banyak pula di antara kamu yang memiliki impian bisa ke Jepang suatu saat nanti. Namun tahukah kamu kalau Jepang menyimpan sebuah rahasia?
Yap, Jepang memang terkenal karena kemajuannya yang pesat. Hanya saja di balik itu semua, Jepang memiliki kebudayaan yang dalam beberapa aspek dipandang sangat aneh sekali. Dilansir Listverse, mungkin kamu harus mencari tahunya dulu daripada nanti setelah di Jepang menjadi bingung!

1. Natalan di KFC

KFC, Jepang
Kalau kamu sangat menyukai masakan khas Jepang seperti sushi, maka sepertinya yang terjadi di kalangan penduduk Jepang justru sebaliknya. Mayoritas penduduk Jepang bahkan tergila-gila pada masakan cepat saji asal luar negeri seperti salah satunya KFC, sebuah gerai ayam goreng cepat saji asal Amerika Serkat.
Saking tergila-gilanya dengan KFC, KFC bahkan masuk dalam tradisi Natal di Jepang. Yap, Jepang memang mayoritas bukanlah penganut Kristiani, tetapi mereka turut merayakan hari Natal. Setiap malam Natal tanggal 24 Desember, hampir seluruh gerai KFC di Jepang penuh sesak orang-orang yang ingin makan di sana. Belum Natal namanya jika belum makan ayam KFC, menurut istilah warga Jepang.
Mungkin hanya di Jepang sajalah kalau kamu mau nongkrong di KFC harus reservasi…

2. Rendahnya Kriminalitas

kriminalitas
Jika kamu sering menonton film atau dorama Jepang dan menggemari manga, tentu tahu bahwa ada sekelompok mafia berkuasa di Jepang yang disebut dengan nama Yakuza. Meskipun Yakuza benar-benar ada, faktanya angka kriminalitas di Jepang sangatlah rendah.
Pemerintah Jepang bahkan melarang penduduk mereka memiliki senjata api (bandingkan dengan di Indonesia). Tak hanya itu, untuk memiliki pedang seperti katana/samurai harus mengantongi izin dari pihak kepolisian Jepang. Rendahnya angka kriminalitas tak lepas dari hukum Jepang yang sangat tegas dan tak segan-segan menjatuhkan hukuman mati.
Rupanya sebagian besar narapidana yang ada di penjara-penjara Jepang adalah orang-orang yang berasal dari China dan Korea Selatan.

3. Banyak Bunuh Diri

bunuh diri
Memang sih angka kriminalitas di Jepang sangat rendah. Namun jumlah itu justru berbanding terbalik dengan angka bunuh diri di sana. Bahkan bagi kebudayaan Jepang, aksi bunuh diri dianggap sebagai sebuah tindakan heroik, berwibawa demi melindungi harga diri mereka.
Beberapa orang Jepang lebih memilih bunuh diri daripada hidup tidak sesuai dengan prinsip mereka. Namun kelamaan pemikiran ini menjadi berubah. Di mana banyak orang yang memilih lebih baik bunuh diri daripada hidup menanggung malu. Tak heran banyak yang memilih bunuh diri di pusat keramaian. Hanya saja satu tempat ‘favorit’ bunuh diri di sana adalah hutan angker Aokigahara di kaki gunung Fuji.

4. Mati Sendirian

mati
Jika di Indonesia, seseorang yang sudah tua akan menjadi tanggung jawab keluarga yang tersisa. Maka pendapat seperti itu sangat berbeda dengan yang ada di Jepang. Di Jepang sana ada sebuah kebiasaan aneh yang bernama Kodokushi.
Kodokushi adalah sikap di mana orang-orang yang sudah lanjut usia atau di atas 80 tahun cenderung untuk memilih tinggal sendirian, jauh dari keluarga dan menanti ajal menjemput sendirian. Karena Kodokushi adalah keadaan di mana seseorang mati sendirian, maka ada banyak kasus kematian seseorang yang sudah tua diketemukan beberapa minggu, bulan bahkan tahun!

5. Menyendiri di Rumah

hikikomori
Di Jepang ada sebuah fenomena aneh yang bernama Hikikomori. Secara umum Hikikomori adalah orang-orang yang tidak mau meninggalkan rumahnya dan seakan mengisolasi dirinya sendiri dari kehidupan sosial dan masyarakat sampai lebih dari enam bulan lamanya.
Banyak ahli Psikologi dari Jepang yang mencoba mencari tahu apa penyebab Hikikomori ini. Mayoritas penderita Hikikomori adalah mereka yang cenderung pemurung dan pernah mengalami trauma karena kehilangan orang terdekat. Namun rupanya trauma bisa cenderung lebih luas. Ada beberapa kasus yang mengalami tekanan akademik seperti harus meraih nilai bagus menjadi Hikikomori.
Disebut fenomena karena ada 700 ribu orang Jepang dengan rentang usia 25 tahun – 31 tahun yang menderita Hikikomori.

6. Gigi Ala Vampir

gigi vampir
Apakah kamu ingin memiliki gigi yang berwarna putih dan berderet begitu rapi? Jika iya maka tak heran kalau dokter gigi dan jasa pemasangan kawat gigi sangatlah laris. Namun rupanya hal demikian tidak berlaku di Jepang sana.
Karena menurut standar kecantikan Jepang, seorang wanita dianggap mempesona jika memiliki gigi yang berbentuk taring seperti di film vampir atau serigala. Bahkan tren gigi taring menjadi sebuah fenomena di Jepang sana. Di mana para wanita Jepang rela menghabiskan banyak uang demi memiliki sepasang gigi taring.
Wah kalau begitu, keluarga vampir Cullen sangatlah digilai di sana ya?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Indeks Blog