Salah...
Seperti halnya kota manapun, selalu ada segolongan masyarakat
terlupakan. Sekarang kita lihat kehidupan mereka yang jauh dari kata
mapan.
Dibalik kemegahan gedung-gedung bertingkat tersembunyi pemukiman kumuh di distrik Kowloon.
Di tahun 1980-an Hongkong termasuk 10 besar kekuatan ekonomi
dunia.Bersamaan dengan bergabungnya kembali Hongkong dengan China,
Hongkong bertransformasi dari sebuah kota industri manufaktur, menjadi
kota yang berbasis knowledge-based industry. Namun akibatnya kesenjangan
ekonomi juga meningkat.
Inilah gambaran kehidupan orang miskin di Hongkong yang terpaksa hidup
di kamar apartemen yang sedikit lebih besar dari toilet. Orang-orang
yang menghuni daerah ini kebanyakan adalah para orang tua, pengangguran,
maupun imigran dari China.
Daerah slum ini tersebar di 18 wilayah di kota megapolitan Hong Kong. Tidak banyak ruang yang tersisa.
Sewa apartemen di Hongkong berkisar HKD 90 (berkisar Rp112.500) per
meter persegi perbulan, plus antrian hunian yang panjang memaksa warga
menghuni daerah pemukiman yang tidak layak.
Lupakan kenyamanan, satu kamar dipakai untuk makan, tidur, nonton tivi dan segala aktivitas lainnya.
Saking sempitnya mereka bahkan ada yang tidak memiliki tempat tidur yang nyaman.