Minggu, 27 Juli 2014

Penyebab STRESS yang paling sering menimpa orang Indonesia!!

Stres adalah hal yang wajar dalam hidup karena stres yang dikelola dengan baik akan memacu kita untuk maju. Tapi jika gak diatasi dengan baik, stres juga berpotensi merusak diri kita lho, mulai dari depresi, gangguan mental, sampai bunuh diri. Wah, serem ya!
Sebenarnya apa saja sih penyebab stres yang paling umum dihadapi oleh orang Indonesia? Simak infografisnya yuk!


Masa Sekolah (7-18 Tahun)

Masa sekolah adalah masa-masa paling indah, kata Almarhum Chrisye. Namun meski indah, masa-masa sekolah juga masa yang rentan untuk terkena stres, apalagi anak-anak dan remaja cenderung belum mampu mengelola stresnya.


1. Belajar, Belajar, Dan Belajar

Tugas pelajar memang belajar, tapi belajar terlalu banyak justru akan memicu stres. Sejak taman kanak-kanak, pelajar sudah dihadapkan pada nilai-nilai puluhan mata pelajaran plus pekerjaan rumah, belum lagi jika orang tua mereka menuntut mereka untuk les ini-itu.


2. Bullying Dan Tawuran

Korban bullying sangat rentan stres, karena selain tertekan oleh nila-nilai mata pelajaran yang harus sempurna, mereka juga ditekan oleh teman mereka sendiri, yang membuat mereka cenderung menghindari sekolah.

Sebagian pelaku tawuran sebenarnya merupakan ??korban??. Ya, korban pemaksaan kakak-kakak kelas untuk ikutan tawuran. Jika mereka gak mau ikut atau kabur, sudah pasti mereka akan di-bully kakak kelas mereka. Serba salah, deh.


3. Penolakan Teman

Nah, gara-gara ditolak juga pelajar bisa stres lho. Bukan cuma ditolak pas nembak gebetan, tapi juga ditolak oleh teman sebaya ketika ingin bergabung untuk nongkrong atau main bareng itu bikin pelajar jadi minder dan stres.


4. Objek Obsesi Orang Tua

Sebagian orang tua punya cita-cita terpendam yang gak tercapai, lalu akhirnya memaksa anak-anaknya menjadi apa yang dicita-citakan mereka. Orang tua yang ingin anaknya jadi dokter, misalnya, mereka menekan anaknya untuk berprestasi di sekolah, serta memberi les-les yang luar biasa banyak demi masuk jurusan IPA, tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya diinginkan oleh anak-anak mereka.

Orang tua juga seringkali mengikutkan anak-anak ke berbagai les seni. Membantu menemukan bakat anak itu bagus, tapi jangan paksa mereka menjadi manusia yang bukan diri mereka sendiri.


5. Perselisihan Dalam Keluarga
Psikologis remaja umumnya dalam kondisi labil, sehingga kadang mereka berselisih paham bahkan mulai ??melawan?? orang tua dan saudara-saudaranya. Inilah yang harus dipahami orang tua, gak perlu keras dilawan dengan keras, karena memang sedang fasenya.


6. Ujian Nasional

Ujian nasional atau UN adalah situasi paling menekan dalam persekolahan. Hasil belajar kita selama bertahun-tahun akan ??dihakimi?? hanya dalam tiga hari ujian yang mempertaruhkan segalanya.

Soal ujian yang sulit serta tekanan dari sekolah dan orang tua berpotensi besar menyebabkan stres. Lewat UN juga, reputasi sekolah dipertaruhkan, sehingga beberapa sekolah membiarkan bahkan memfasilitasi siswanya untuk mencontek. Padahal esensi sekolah kan untuk mendidik.

Mungkin sistem pendidikan kita harus direformasi.


7. Lanjut Kuliah Ke Mana?

Setelah lulus, banyak siswa yang ditekan untuk melanjutkan kuliah sesuai jurusan pilihan orang tua, karena orang tuanya punya obsesi tertentu. Bahkan, meski tahu anaknya tidak memenuhi syarat untuk masuk jurusan tertentu ?? misalnya kedokteran, banyak orang tua mengambil jalan pintas dan rela mengeluarkan uang ratusan juta pada sindikat untuk memuluskan jalan anaknya masuk fakultas kedokteran.

Berbahagialah kamu yang memiliki orang tua pengertian dan demokratis. Tapi, kadang kamu pun bingung dan stres memilih jurusan karena kebanyakan dari kamu belum menemukan apa passion kamu selepas lulus SMA.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Indeks Blog