Kamis, 28 Mei 2015

6 Bencana Alam Besar Yang Diprediksi Akan Terjadi Di Masa Depan

Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja tanpa diketahui dulu tandanya. Tapi karena perkembangan teknologi yang semakin canggih, para ilmuwan bisa sedikit memprediksi kapan suatu bencana alam bisa terjadi.

Menurut sebuah bukti ilmiah, bencana alam bisa terjadi setiap menit. Tetapi tidak jelas kapan suatu bencana bisa terjadi dan di mana itu akan terjadi. Melihat kondisi Bumi yang sekarang, kemungkinan besar banyak bencana alam besar yang akan terjadi di masa depan nanti.

Seperti dilansir Listverse, berikut tujuh bencana alam besar yang diprediksi akan terjadi di masa depan di beberapa wilayah di dunia ini.

6. Gempa Besar di Chile - Tahun 2015-2065


(foto: Listverse)

Gempa Chile pada April 2014 lalu bisa menjadi pertanda untuk gempa besar selanjutnya. Pada tanggal 1 April 2014, sebuah gempa besar berkekuatan 8,2 SR terjadi 97 km di lepas pantai barat laut dari Chile dekat kota Iquique. Gempat besar tersebut menyebabkan longsor dan tsunami yang menyapu bersih pantai.

Gempa yang terjadi di Iquiqe itu berasal dari zona subduksi di sebuah lempeng tektonik yang disebut Lempeng Nazca. Zona subduksi itu terletak di wilayah "Ring of Fire," sebuah lengkungan di Pasifik, di mana di sana terdapat 75% gunung berapi aktif dari seluruh dunia yang menyebabkan banyak aktivitas seismik.

Ketika lempeng tersebut bergerak di bawah lempeng lainnya, hal itu bisa menyebabkan aktivitas seismik dan pada akhirnya terjadi gempa bumi. Gempa yang terjadi di Chile pada April tahun lalu merupakan bukti dari aktivitas tersebut. Dan tentunya, gempa besar bisa terjadi kapan saja setiap tahun di negara tersebut.

5. Gempa Bumi Kembar di Jepang - Tahun 2017

(foto: Listverse)

Dr Masaaki Kimura, seorang seismolog dan profesor emeritus dari kapal selam geologi di Universitas Ryukyus, memprediksi gempa berkukatan 9,0 SR yang sangat mirip dengan gempa Tohoku pada tahun 2011 lalu, akan terjadi kembali di Jepang pada tahun 2017 mendatang.

Gempa Tohoku yang terjadi pada 11 Maret 2011 memiliki kekuatan 9,0 SR dan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 9 meter. Empat tahun sebelum gempa Tohoku terjadi, Dr Kimura pernah mengatakan bahwa gempa itu akan terjadi di Tohoku, namun peringatannya itu diabaikan oleh Pacific Science Congress.

Hipotesis Dr Kimura didasarkan pada konsep "mata gempa bumi" atau daerah-daerah kecil yang sering terjadi gempa bumi kecil tapi suka diabaikan. Dia percaya bahwa mata gempa ini merupakan cara terbaik untuk memprediksi dari mana dan kapan gempa bumi besar akan terjadi.

Dr Kimura percaya bahwa gempa besar berkekutan 9,0 SR akan dimulai di Kepulauan Izu. Gempa itu akan menyebabkan gelombang tsunami yang mirip dengan yang terjadi di Tohoku.

4. Erupsi Gunung Fuji di Jepang - Tahun 2015-2053

(foto: Listverse)

Ketika gempa Tohoku mengguncang daratan Jepang, 20 dari 110 gunung berapi aktif di Jepang menunjukkan peningkatan aktivitas seismik. Beberapa ahli percaya beberapa di antara gunung berapi tersebut bisa meletus setiap hari.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) memonitor aktivitas seismik dari gunung berapi aktif di Jepang. Dari 110 gunung berapi di Jepang, 47 gunung berapi dianggap sangat aktif, yang berarti gunung-gunung tersebut telah meletus 10.000 tahun terakhir.

Menurut sebuah perhitungan menunjukkan bahwa Jepang harus mengalami letusan gunung berapi besar setiap 38 tahun. Hingga saat ini, 15 aktivitas vulkanik dilaporkan terjadi setiap tahunnya. Dalam daftar 47 gunung berapi aktif, Gunung Fuji dinobatkan sebagai gunung berapi paling aktif di Jepang.

Pada bulan Juli 2014, tim ilmiah dari Perancis dan Jepang merilis sebuah laporan yang mengklaim bahwa Gunung Fuji adalah gunung berapi yang paling mungkin untuk meletus. Jika Gunng Fuji meletus, tim memprediksi bahwa itu akan memerlukan evakuasi darurat 750.000 penduduk Tokyo. Karena terletak 62 mil dari Tokyo, kota ini kemungkinan besar akan tertutup abu jika Gunung Fuji meletus.

3. Gempa dan Tsunami di Oregon - Tahun 2015-2065

(foto: Listverse)

Oregon Seismic Safety Policy Advisory Commission memprediksi bahwa gempa bumi berkekuatan 8,0 sampai 9,0 SR dan tsunami besar akan terjadi di lepas pantai Oregon dalam 50 tahun ke depan.

Prediksi bencana didasarkan pada gempa dan tsunami yang akan membelah zona subduksi, yang terletak 1.287 km dari kerak Bumi. Jika seandainya gempa dan tsunami itu terjadi, itu akan membelah Oregon.

Komisi Seismik Oregon menyatakan bahwa bencana alam besar ini pasti akan terjadi. Gempa dan tsunami itu diperkirakan akan menghilangkan 10.000 nyawa, dan mungkin membelah Pantai Barat serta menimbulkan kerusakan yang sangat parah.

2. Tsunami Terbesar di Karibia - Tidak Diketahui

(foto: Listverse)

Dr Simon Day dari University College London dan Dr Steven Ward dari University of California Santa Cruz memprediksi bahwa gunung berapi Cumbre Vieja di Kepulauan Canary akan meletus dan akan menciptakan tsunami terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah.

Dalam tulisan yang mereka buat bersama pada tahun 2011 lalu, Dr Day dan Dr Ward berhipotesis bahwa letusan terakhir gunung berapi Cumbre Vieja membuat pecah struktur gunung berapi tersebut, menyebabkan sisi bagian kiri gunung itu menjadi sangat tidak stabil.

Jika gunung Cumbre Vieja meletus kembali, sisi bagian kiri gunung tersebut akan berubah menjadi tanah longsor yang akan menyebabkan tsunami raksasa. Dr Day dan Dr Ward menyimpulkan bahwa gelombang tsunami itu akan memiliki tinggi 100 meter dengan kecepatan 800 km per jam. Dengan kecepatan semacam itu, tsunami ini akan menghantam Florida dalam waktu sembilan jam.

Dr Day dan Dr Ward juga memprediksi bahwa tsunami raksasa ini akan menghantam tempat-tempat yang jauh, seperti Inggris, Florida, dan Karibia.

1. Badai Matahari Besar - Tahun 2015-2025

(foto: Listverse)

Bencana alam terbesar yang akan terjadi dalam waktu dekat berasal dari pusat tata surya kita, yakni matahari.

Matahari memiliki siklus yang disebut "siklus aktivitas", yang berarti matahari menambah atau mengurangi aktivitasnya, seperti lidah api dan bintik matahri.

Ledakan terbaru dari aktivitas matahari terjadi pada Juli 2012 lalu, ketika sebuah coronal mass ejection (CME) melewati orbit Bumi dan menghantam stasiun luar angkasa STEREO-A. CME sendiri merupakan awan yang terdiri dari miliaran ton magnet plasma yang akan berdampak besar pada elektromagnetik Bumi.

Sebuah badai matahari biasanya berisi suar surya, radiasi tingkat tinggi sinar Ultra Violet (UV), partikel energik yang dapat merusak komponen elektronik penting dari satelit.

Seorang ilmuwan di Predictive Science bernama Pete Riley, memprediksi bahwa ada kemungkinan badai matahari besar akan menghantam Bumi dalam waktu 10 tahun ke depan. Jika seandainya benar-benar terjadi, badai matahari tersebut akan merusak radio, GPS, dan komunikasi satelit, yang pada akhirnya mempengaruhi jutaan elektronik di seluruh dunia. Selain itu, jaringan listrik juga akan ikut terpengaruh yang akan menyebabkan Bumi kembali ke zaman kegelapan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Indeks Blog