Hanya tinggal menghitung jam sebelum laga final yang mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC dimulai hari ini, Minggu (18/10/2015), di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Sudah pasti, puluhan ribu bobotoh akan menjadikan stadion GBK lautan biru. Namun sayang, kedatangan para bobotoh ke Jakarta pasti tidak akan disambut dengan baik oleh pendukun Persija Jakarta, The Jak Mania.
Baru-baru ini beredar berita beberapa simpatisan The Jak menghadang dan bahkan melempari bus yang dipakai bobotoh. Seperti yang sudah kita tahu, Viking dan The Jak bagaikan air dan minyak yang tidak bisa akrab, sehingga mereka selalu saling mengejek, menghina, dan bahkan saling serang.
Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang sejarah permusuhan antara kedua kubu itu yang masih saja berlangsung sampai sekarang. Dikutip dari berbagai sumber, rupanya permusuhan Viking dan The Jak memiliki cerita yang panjang.
Menurut beberapa pengguna forum dna halaman Facebook, permusuhan antara Viking dan The Jak disebabkan karena keirian.
Rentang waktu antara tahun 1985 sampai 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang mulai berdiri pada tahun 1993 begitu setia mendukung Persib.
Dikatakan, kesetiaan Viking pada Persib yang selalu hadir di mana pun timnya bertanding, dan juga ditambah masa jaya Persib, membuat anak muda ibukota jadi iri. Mereka kemudian membentuk tim suporter pendukung Persija, yang waktu itu masih bernama Persija Fans Club.
Meskipun sudah membentuk sebuah nama grup, jumlah pendukung Persija masih kalah besar dengan Persib, di mana sekitar 9.000 Viking memenuhi ibukota pada laga Persib vs Persija di Menteng, sementara The Jak hanya berjumlah 1.000 orang.
Hingga pada tahun 1997, muda-muda ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan suporter yang dinamakan The Jakmania. Kemudian, The Jak disebutkan tak berdaya ketika menghadapi Viking dalam acara kuis "Siapa Berani".
Kuis itu juga dihadiri Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Kemudian, kuis itu dimenangkan Viking ketika berhasil melewati babak bonus dan berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp 10 juta.
Rasa iri muncul dari The Jak, ketika ketua mereka, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang memenangkan kuis. Perseteruan ini terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkan acara pemberian hadiah.
Meskipun keributan sempat terjadi, beruntung kedua kubu itu masih bisa ditahan. Tetapi The Jak kembali berulah dengan menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang.
Anak-anak Bandung berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil milik Dalmas milik kepolisian. Ketika mobil ini dihadang oleh sebuah mobil milik suporter The Jak.
Beruntung, dua mobil di antaranya lolos, tapi sayang yang satunya lagi terperangkap di tengah gerombolan The Jak. Sontak, mobil yang ditumpangi anak-anak Bandung itu dirusak, para Viking disiksa, dan uang para pendukung Persib dijarah begitu saja.
(foto: trentekno.com) |
Tercatat, sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga di antaranya bahkan mengalami luka yang parah.
Dari situlah konon awal mula permusuhan Viking dan The Jak yang masih berlangsung hingga sekarang, Bentrokan antara kedua klub pendukung tim sepak bola itu kerap terjadi di beberapa pertandingan di setiap liga. Tak sedikit korban berjatuhan akibat permusuhan di antara dua kubu itu.
Bagaimana pun sejarah permusuhan mereka, apa pun alasannya mereka bermusuhan, tak peduli siapa yang salah dan benar, yang jelas permusuhan semacam itu hanya memperburuk keadaan.
Bagaimana sepak bola Indonesia bisa maju jika para suporternya saja yang sama-sama berdarah Indonesia saling bermusuhan?