Restoran dan toko makanan memiliki beragam bentuk pemasaran digital.
Mereka bisa memamerkan berbagai resep jus terbaru, selai dengan foto
makanan di Instagram atau membuka reservasi di OpenTable.
Ternyata cara itu malah membuat sulit para penggemar serius dan
pemerhati kuliner karena membanjirnya gambar-gambar makanan di internet,
hanya untuk satu item saja, muffin misal.
Jadi ketika Ogilvy ditantang untuk mempromosikan toko grosir makanan
sekaligus sekolah masak Carulla, mereka menghadirkan buku masak
interaktif yang cerdas dan sungguh-sungguh dipotong dengan pisau.
Solusi yang ditawarkan Ogilvy bukanlah aplikasi software, melainkan buku
masak analog yang meminta pembacanya untuk mempraktikkan kemampuan
mengiris dengan memotongnya agar buku terbuka halaman demi halaman.
Bila itu buku masak pada umumnya risiko terbesar adalah memotong kertas
atau gagal mengiris, namun tidak dengan edisi dari Carulla. Dalam upaya
memandu pengguna dan menghindari gugatan hukum keluhan konsumen, desain
buku memiliki fitur perforasi
Fitur itu memberi panduan pisau dan memudahkan pengirisan terutama bagi
koki pemula, cukup ikuti garis lubang-lubang pada produk.
Para koki yang sedang belajar, yang berhasil mengiris buku--minimal
bagian sampul--akan menemukan puluhan resep dengan tip tambahan
bagaimana mendapatkan sajian yang diinginkan.
"Kami ingin menarik para penggemar masakan dan makanan ke Sekolah Masak
Carulla, jadi kami mulai bekerja dengan inspirasi dari dalam dan buku
resep adalah sesuatu yang dicintai," ujar Direktur Kreatif Eksekutif,
dari Ogilvy Bogota, Jose Posada, pemimpin tim kreatif buku tersebut.
"Tidak peduli orang tahu atau tidak tahu bagaimana cara memasak, mereka
pasti memiliki buku resep," imbuhnya. "Jadi kami pikir cara terbaik
menarik klien baru adalah menciptakan buku yang ingin dimiliki setiap
orang."
Hanya memutuskan menciptakan buku resep jelas kurang mencolok, apalagi
saat ini ada aplikasi sekelas Epicurious yang memiliki ribuan resep.
Keuntungannya buku resep adalah salah satu sedikit kategori dengan
penjualan tetap tinggi ketika industri penerbitan menyusut, sehingga
banyak buku-buku menarik di pasaran.
(membuat buku semacam ini berarti produsen harus menggunakan teknik cetakan di industri otomotif)
Tim Posada lantas berdiskusi dengan para pendidik di sekolah koki
tersebut. "Kami tak ingin buku biasa, kami ingin menciptakan sesuatu
yang unik dan berguna, jadi kita berbincang dengan para master di
Carulla Cooking School dan mereka berkata kepada kami, hal pertama yang
harus dipelajari ketika masuk sekolah masak yakni teknik menggunakan
pisau."