“Kenapa
sih semua orang mengataiku pelit. Padahal semua orang tahu kalau aku
wafat nanti, semua yang aku punya akan ku wasiatkan untuk yayasan
sosial dan panti asuhan??” tanya seorang saudagar kepada pelayannya.“Tuan,
mungkin jawaban dari pertanyaan tuan itu sama halnya yang terjadi dalam
sebuah cerita tentang ayam dan sapi”, jawab pelayannyanya.
“Cerita ayam dan sapi…? cobau kau ceritakan kepadaku!,” pinta sang saudagar.
“Cerita ayam dan sapi…? cobau kau ceritakan kepadaku!,” pinta sang saudagar.
“Baiklah
tuan, ada sebuah kisah dimana sapi begitu sangat populer, sedangkan
ayam tidak sama-sekali. Hal ini sangat membuat sang ayam cemburu. Ayam
lalu bertanya kepada sapi, “Mereka mengira kamu murah hati, karena
tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku?
Aku memberikan semua yang ku punya. Aku memberikan daging, bulu-buluku,
bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tapi
tidak ada yang memujiku seperti kamu. Kenapa mereka bersikap begitu
kepadaku ?”.“Apakah anda tahu tuan apa jawaban sapi ? Sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya saataku masih hidup, sedangkan engkau memberikannya setelah kau mati.” Saya harap tuan mengerti maksud cerita saya barusan,” ujar pelayan itu mengakhiri ceritanya.