Minggu, 02 Mei 2010

[46 Picture] Memikul Beban Berat Demi Menghidupi Keluarga


memikul beban dibawah teriknya sinar matahari


lipatan bahu ini adalah lipatan kasih sayang seorang ayah...


memikul beban bersama tman2 disepanjang jalan...


otot dada itu menunjukan betapa kuatnya ayah...


cerahnya pagi ini, ayah berharap rezeki hari ini secerah sang mentari pagi...


langit hari ini cerah... semoga senyum ayah juga cerah seperti birunya langit ...


seperti air yang jatuh, ayah pun rela jatuh bangun demi kaluarga di rumah...


masih banyak ayah2 yang lain yang mencari rezeki di sini...


papan penopang seperti halnya ayah yang menopang kehidupan kami...


mendaki tebing berarti mendaki kehidupan, untuk hari esok...


nampak kerutan dahi ibu menahan rasa lelah dan berat...


tanpa alas kaki tak berarti menghalangi semangat ayah...


Besarnya kayu yang dipikul tidak dapat merobohkan semangat ayah yang sangat kuat...


tubuh ibu mungkin membungkuk, tapi hatinya tetap tegak untuk berjuang...


bahkan, ketika tubuhnya terasa lelah, ayah tetap tersenyum...


setidaknya, dengan sepeda ini, pundak ayah sedikit tertolong...


Tuhan, berikanlah ayah ikan yang banyak...


ayah tidak tahu betapa bahaya berjalan di atas rel kereta api, tapi ayahy lebih tahu betapa bahaya ini tidak seberapa dibanding kebahagiaan kami ...


menapaki pematang sawah, semoga hasil panen ini bisa membuat dapur kami tetap mengepul ...


mungkin dengan menghisap sebatang rokok, rasa capek ayah sedikit terobati...


walaupun sudah tua, punggung ibu tetap kuat, sekuat semangat ibu untuk membuat kami tetap menjaga hari esok...


memikul beban sembari menghisap sebatang rokok, SEMANGAT ayah!!!


ayah tak peduli dengan tubuh renta-nya, itu semua demi kami...


senyum ibu adalah senyum kami...


semoga telur2 ini menelurkan rezeki yang halal buat kami...


walaupun pakaian ayah penuh dengan getah karet, tapi hati ayah penuh dengan semangat...


lihatlah kerutan2 dahi itu, ibu benar2 terlihat sangat lelah...


ayah tidak melihat dengan kedua bola matanya, tapi ayah melihat dengan ketulusan hatinya...


ementara ibu memikul beban yang berlipat2, lihatlah wajah polos itu...penuh harapan untuk menatap masa depan


menyusuri jalan yang begitu panjang. tapi aku tau, jalan itu tak sepanjang cinta kasih ayah kepadaku


tulang pipi ibu cukup menjelaskan betapa dia pekerja keras yang hebat...


lihatlah jurang yang dalam itu! begitulah dalamnya cinta ayah kepadaku...


saat senja tiba, ayah bergegas pulang dengan membawa beban yang maha berat...


hati2 ayah ... jembatanya kecil, tidak akan cukup untuk menopang cinta ayah yang begitu besarrr!!!!


turun bukit bukan berarti turun semangat... beban ini demi anak dan istriku...


ibu...ibu adalah wanita terhebat yang pernah aku miliki ...


lihatlah tubuh tua itu! lihatlah kaki tanpa alas itu! lihatlah wajah lelah itu! ayah, apa yang harus aku lakukan!!!...


aku tak tahu, apakah ayah tersenyum, atau hanya pura2 tersenyum agar kami tidak khawatir kepada ayah...


papan itu menjembatani barang2 dengan perahu, seperti menjembatani kasih sayang ayah denganku......


betapapun beban itu berat, tetap saja tidak bisa menggoyahkan tubuh renta ayah...


lihat...diatas kepala ibu bukan hanya ada beban, tapi ada kebahagiaan ku..


ibu menyirami tanaman, agar tanaman itu tumbuh...agar aku tumbuh


semua ibu akan melakukan hala sama demi kebahagiaan anaknya...


teruslah berjalan, nak! ibu akan selalu menuntun mu...walaupun dengan beban yang maha berat!


setelah seharian bekerja, saatnya pulang menemui anak ku


yang ini, silakan deskripsikan sendiri teman...inilah beban seorang ayah demi mencari sesuap nasi dan mencukupi kebutuhan keluarga...

Tuhan.. berikan lindungan Mu...Kuatkanlah dia..Berikan kemudahan dalam mencari rejeki untuk anak dan istri..amien...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Indeks Blog