Setidaknya 16 orang telah tewas oleh dampak dari letusan gunung berapi
di pulau Sumatera, Indonesia, pada hari sabtu 1 Februari 2014, yang
menyemburkan abu vulkanik beberapa mil ke udara dan memuntahkan awan
piroklastik.
Korban tewas termasuk seorang wartawan TV, empat siswa SMA dan seorang guru yang pergi untuk melihat Gunung Sinabung dari dekat setelah diberitahu bahwa gunung tersebut mulai aman.
Baru sehari ribuan warga diizinkan untuk kembali ke rumah mereka di lereng gunung berapi meskipun telah meletus secara sporadis selama empat bulan. Dibawah ini adalah foto-foto saat peristiwa dahsyatnya awan piroklastik yang menuruni lereng gunung dengan kecepatan 100 km/jam.
Korban tewas termasuk seorang wartawan TV, empat siswa SMA dan seorang guru yang pergi untuk melihat Gunung Sinabung dari dekat setelah diberitahu bahwa gunung tersebut mulai aman.
Baru sehari ribuan warga diizinkan untuk kembali ke rumah mereka di lereng gunung berapi meskipun telah meletus secara sporadis selama empat bulan. Dibawah ini adalah foto-foto saat peristiwa dahsyatnya awan piroklastik yang menuruni lereng gunung dengan kecepatan 100 km/jam.
Korban tewas kemungkinan akan meningkat karena banyak orang dilaporkan masih hilang. Indonesia rentan terhadap gejolak seismik karena lokasinya di Cincin Api Pasifik, busur gunung berapi dan garis patahan yang mengelilingi Basin Pasifik.
Gunung Sinabung tidak aktif selama 400 tahun sampai meletus kembali pada tahun 2010, menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan 30.000 orang mengungsi. Sekarang gunung Sinabung termasuk di antara sekitar 130 gunung berapi aktif di Indonesia dan telah meletus secara sporadis sejak bulan September 2013.